Selasa, 04 November 2014

Masa Depan Agama dalam Konteks masyarakat Modern



Nama                  : Remina Tarigan
Nim                      : 3122122006
Mata Kuliah   : Sosiologi Agama
Masa Depan Agama
dalam Konteks masyarakat Modern
                Agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh manusia dalam kehidupannya terhadap Tuhan, yang mencerminkan adanya kekuatan lain diluar kekuatan manusia. Pada dasarnya setiap manusia menganut suatu agama tertentu yakni dengan tujuan untuk memperoleh ketenangan dan kedamaian dalam diri. Setiap ajaran agama pada dasarnya adalah sama yakni sama-sama mengajarkan tentang kebenaran akan adanya Tuhan.  Dengan beragama setidaknya telah mampu merubah perilaku setiap individu ke arah yang lebih baik. Orang yang benar-benar beragama dan mengerti tentang agama akan berbeda perilaku maupun sikapnya dengan orang tidak terlalu mengaplikasikan agama  dalam kehidupannya.
                Agama dalam kehidupan manusia dijadikan sebagai alat pemersatu, alat untuk menciptakan kesejahteraan, alat untuk menciptakan keadilan serta menciptakan perdamaian antar umat beragama. Sebagaimana yang dikatakan oleh Durkheim bahwa agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia, karena agama menjadi satu kesatuan yang dapat mempersatukan umat manusia dengan berbagai latarbelakang suku maupun etnis.
                Dalam perspektif sosiologis alasan sesorang memilih agama tertentu tidak semata-mata didasarkan pada nilai-nilai kebenaran yang terkandung di dalam agama tertentu, melainkan juga karena adanya faktor lain misalnya faktor wilayah dan suku. Seperi misalnya di Indonesia, dimana dalam hal ini pada umumnya orang Aceh beragama Islam dan orang Batak beragama Kristen. Seringkali seseorang menganut suatu agama tertentu bukan karena pertimbangan-pertimbangan pribadi setelah membandingkan agama yang satu dengan yang lain, melainkan karena individu tersebut sudah terlahir dalam wilayahnya. Jadi mamu tidak mau individu tersebut menganut agama sesuatu dengan agama yang telah dianut oleh keluarganya.
                Peter L. Berger mengatakan bahwa semua tradisi keagamaan membutuhkan masyarakat pemeluk agar tradisi tersebut diterima sebagai sesuatu yang benar dan dipercayai. Agama dan masyarakat memiliki hubungan timbal-balik, artinya bahwa agama tidak akan ada tanpa masyarakat karena masyarakatlah yang menciptakan agama dan begitu juga sebaliknya tidak ada masyarakat yang tidak membutuhkan agama karena dengan adanya agamalah maka manusia akan mampu berperilaku yang baik dan benar sesuai dengan yang diajarkan oleh agamanya tentang kebenaran dan kebaikan dalam kehidupan. Masyarakat menjadi media untuk menjalankan dan mengembangkan tradisi-tradisi yang ada dalam keagamaan.
  Saat ini kita ketahui bahwa perkembangan arus globalisasi setidaknya telah membawa pengaruh bagi kehidupan agama masyarakat. Arus globalisasi telah menghadirkan berbagai teknologi informasi dan komunikasi yang menawarkan kemudahan-kemudahan dalam bidang keagamaan. Dalam masyarakat modern ini penyampaian informasi-informasi keagamaan seperti khotbah ataupun dakhwah tidak hanya dilakukan dengan cara-cara tradisional saja, akan tetapi sudah disampaikan melalui media-media yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi contohnya melalui sms, internet, televisi, buku-buku agama, radio dan lain sebagainya.
Adanya globalisasi juga telah menciptakan terjadinya sekularisme dalam masyarakat modern, dimana masyarakat modern yang sekularisme akan mengesampingkan agama, tidak mengakui nilai-nilai keagamaan dan lebih berorientasi semata-mata kepada masalah keduniaan. Pemahaman ataupun persepsi masyarakat tentang agama juga telah mengalami pergeseran bahkan perubahan. Misalnya kalau dahulu agama dipahami sebagai sumber moral, etika, norma hidup serta motif dari seluruh kegiatan hidupnya, namun sekarang motif tersebut telah dikacaukan oleh modernisasi yang telah membuat masyarakat menjadi materialisme dan hedonisme. Dalam hal ini masyarakat diketahui lebih mengutamakan kesenangan dan kenikmatan hidup daripada harus berhubungan dan menjalankan nilai-nilai dan perintah-perintah keagamaan.
Banyak orang meramalkan bahwa agama tidak mempunyai tempat di dalam masyarakat modern yang dilanda oleh arus sekularisme yang sangat kuat. Ramalan tersebut tidaklah seluruhnya benar karena ada negara-negara modern dengan semangat sekularisme yang luar biasa namun tetap mempertahankan kehidupan keagamaannya dengan baik. Dengan kata lain, agama masih mempunyai tempat dalam masyarakat modern karena agama memberikan makna kepada kehidupan manusia baik secara individual maupun kelompok. Agama membangun sistem makna yang sangat penting untuk kehidupan seorang individu, kelompok dan masyarakat luas.
Selain itu agama dalam masyarakat modern juga dijadikan sebagai alat dalam memperoleh status ataupun kekuasaan. Dalam hal ini banyak oknum yang memanfaatkan agama untuk menyampaikan aspirasi mereka ketika tergabung dalam suatu pemilihan partai politik. Sehingga seperti yang dikatakan Marx bahwa agama juga dapat menciptakan terjadinya konflik yang bernuansa politik maupun ekonomi. Konflik agama sering kali dibuat untuk memecah-belah masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat modern agama sepertinya tidak menjadi sesuatu yang dianggap penting lagi karena banyak nilai-nilai keagamaan yang menurut mereka tidak masuk akal dan tidak mampu merubah kehidupan mereka. Banyak masyarakat yang tidak terlalu memperdulikan agama karena mereka melihat dan merasa bahwa semakin taat mereka beragama maka akan semakin banyak rintangan dan tantangan yang mereka hadapi.
Contohnya dalam masyarakat yang berada dalam kelas bawah, mereka menganggap agama justru telah membuat hidup mereka semakin susah dan semakin menderita. Dalam hatinya, mereka berfikir bahwa disaat mereka sangat taat terhadap agama justru disaat itulah kehidupan mereka semakin miskin dan semakin terpuruk. Sehingga dalam hal ini membuat mereka sering menyalahkan Tuhan dan menuntut mengapa kehidupan mereka tidak pernah sebagus dan seberuntung orang lain. Hal inilah yang terkadang menjadi pemicu berkurangnya nilai-nilai kegamaan seorang individu dalam masyarakat modern karena mengganggap bahwa Tuhan tidak akan mampu merubah kehidupan mereka dari yang miskin menjadi kaya maupun sebaliknya.
                Toffler mengatakan bahwa agama tidak akan pernah hilang dalam kehidupan manusia. Menurutnya, walaupun ada perubahan dalam bidang keagamaan, hanya terjadi pada aspek-aspek tradisi atau sistem keyakinan saja dan bukan terhadap teks atau doktrin-doktrin yang diajarkan oleh agama. Artinya dalam agama, tradisi dan sistem keyakinan bisa saja berubah atau bahkan bergeser, akan tetapi agama itu tidak akan hilang sebab firman-firman yang disampaikan dalam ajaran agama tidak akan pernah berubah atau hilang. Hal ini karena setiap ajaran agama sudah disampaikan dan sudah ditulis sejak zaman dahulu ke dalam kitab-kitab suci.
        Selain itu adanya kesadaran beragama pada masyarakat modern secara langsung telah tersentuh oleh proses modernisasi, dimana masyarakat tetap menerima keberadaan agama dalam batas-batas tertentu namun sekaligus tetap berusaha untuk mempertahankan agama yang mereka yakini. Dalam hal ini masyarakat akan bersikap selektif dalam melihat masalah-masalaah maupun hal-hal yang berhubungan dengan keagamaaan.
        Dalam kehidupan masyarakat modern urusan agama telah menjadi perioritas teakhir, dan dalam hal ini agama tidak lagi menjadi kebutuhan bagi manusia akan tetapi seakan-akan lebih menjadi beban bagi setiap individu. Hal ini dianggap bertentangan dengan tugas seorang individu dalam aktivitas kehidupan karena sesuai dengan ajaran agama masing-masing dalam setiap kitab suci bahwa dalam setiap kehidupan sudah seharusnya manusia beribadah dan menyembah Tuhan sebagai rasa hormat dan syukur atas apa yang telah di berikan oleh Tuhan kepada kita.
        Adanya pengaruh globalisasi dalam kehidupan masyarakat modern telah menciptakan perilaku masyarakat yang tidak lagi mencerminkan nilai-nilai kesopanan maupun nilai-nilai agama. Hal-hal yang dahulunya menjadi sesuatu yang haram, tetapi pada jaman sekarang menjadi sesuatu yang seakan-akan bisa bahkan pada akhirnya tidak menjadi tabu bagi masyarakat. Seperti misalnya budaya ciuman dikalangan remaja barat pada saat bertemu adalah sesuatu yang normal dan seharusnya budaya tersebut tidak diterapkan dalam kehidupan masyarakat karena bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan. Dalam ajaran agama dikatakan bahwa budaya ciuman tersebut sudah termasuk ke dalam tindakan zinah. Akan tetapi masyarakat saat ini tidak lagi mempersoalkan nilai-nilai agama maupun kesopanan tersebut. Bahkan ada individu yang tidak malu berciuman di depan umum.
Ada dua kemungkinan tentang nasib agama dalam masyarakat modern yang terkena pengaruh globalisasi yakni Pertama, agama tidak lagi relevan dan fungsional dalam konteks modernisasi. Dalam hal ini ciri dasar masyarakat modern yakni bersifat individualis, materialis, hedonis, pragmatis, rasional, dan formal. Kedua, agama akan kembali memainkan peran dan fungsinya, dimana masyarakat memperoleh pencerahan, kesadaran baru akan pentingnya agama sebagai petunjuk hidup, sebagaimana juga telah muncul dan sedang berlangsung akhir-akhir ini. Agama (Tuhan) dibutuhkan ketika manusia tidak mampu lagi menyelesaikan problem yang dihadapinya.  Dalam hal ini manusia akan beribadah, berdoa dan menyembah Tuhan ketika manusia dalam keadaan sedih dan susah, akan tetapi ketika sedang dalam keadaan senang dan bahagia manusia justru tidak mengingat dan melupakan Tuhan. Manusia tidak mengucap syukur kepada Tuhan atas apa yang telah dia miliki. Dalam hal ini manusia menganggap bahwa apa yang dia miliki tidak lain dan tidak bukan ialah hasil dari kerja keras dan perjuangan yang telah dilakukan.
Kedudukan manusia di atas muka bumi ini adalah sebagai pelaksana ketentuan Tuhan, sehingga di situ sisi manusia mau tidak mau harus menjalankan sesuatu sebisa mungkin dalam menyesuaikan kehendak Tuhan.  Oleh karena itu misi agama tidak hanya sekedar ritualnya saja, akan tetapi harus mengerti bagaimana tata cara yang relevan dengan sosialisasi antar sesama. Karena yang diinginkan agama adalah manusia mempunyai nilai etika, moral, asusila dan perdamaian. Begitu juga, apabila manusia sudah memiliki nilai-nilai pasti kehidupan di dunia akan tenteram dan damai.
Dilihat dari perubahan di zaman modern ini yang di pengaruhi dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yakni agama harus lebih cermat lagi mengamati semua umat manusia dalam memandang dan memahami agamanya masing-masing, agar tidak terjadi penyelewengan dan persepsi yang salah dalam memahami suatu agama. Demi terjalinnya kerukunan dan perdamaian dalam hidup bermasyarakat atau bersosialisasi. Dengan tercapainya misi Agama akan membawa ketertiban dan ketenangan hidup semua umat manusia di dunia, dan akan terjalin perdamaian antar umat beragama. Mengingat akan perjuangan para ulama yang telah bersusah payah membela orang-orang yang tertindas dan terpinggirkan, hal ini juga karena atas nama memperjuangkan misi agama yang mengingin-kan semua umat manusia selamat dari penderitaan dan kesengsaraan.
        Akan tetapi gejala yang sangat dikhawatirkan oleh agama yaitu dengan adanya zaman modern ini misi agama untuk semua umat manusia di muka bumi ini tidak tercapai, yang akan terpengaruh oleh zaman yang serba sangat berubah dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi, hal tersebut yang akan membuat manusia lupa atas dasar ajaran yang tercakup di dalam agama.   Kehidupan modern hanya akan mempertimbangkan agama yang sesuai dengan ciri kehidupan tersebut. Yaitu agama yang dapat dipahami secara rasional, agama yang diperkenalkan secara fungsional, kontekstual, dan aktual, agama yang membawa rahmah. Bukan agama yang dipenuhi oleh ketegangan dan dipahami sebagai hitam-putih.

Sumber Pustaka :

Raho, Bernard. 2013. Agama dalam Perspektif Sosiologi.  Penerbit  Obor,       Jakarta
§Dikutip dalam : http://shindohjourney.wordpress.com/seputar-kuliah/makalah-masyarakat-modern-dan-kebudayannya/ Diakses pada tanggal 18 Desember 2013 pada pukul 19:49
§Dikutip dalam : http://pmii-rasya.blogspot.com/2012/12/agama-dan-manusia.html Diakses pada tanggal 18 Desember 2013 pada pukul 19:53
§Dikutip dalam http://fullerena.blogspot.com/2009/11/lemahnya-kaidah-agama-pada-masyarakat.html Diakses pada tanggal 18 Desember 2013 pada pukul 20:34




1 komentar: