BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR
BELAKANG
Pada zaman modern
sekarang ini, masalah pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting. Abad
mendatang merupakan suatu tantangan bagi generasi yang akan datang. Terutama
bagi bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional dan sumber daya manusia
yang berkualitas dan mampu bersaing dengan bangsa lain.
Pendidikan
bagi sebagian besar orang berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai
orang dewasa,sebaliknya bagi Jean Piaget (1896) pendidikan berarti
menghasilkan,mencipta,sekalipun tidak banyak,sekalipun suatu penciptaan
dibatasi oleh pembandingan dengan penciptaan yang lain.Menurut Jean Piaget
pendidikan sebagai penghubung dua sisi,disatu sisi individu yang sedang tumbuh
dan disisi lain nilai sosial,intelektual dan moral yang menjadi tanggung jawab
pendidik untuk mendorong individu tersebut.
Pandangan tersebut memberi makna
bahwa pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan
individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan
dan sepanjang hidup.Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang
diselenggarakan umumnya di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.Sedangkan
para ahli psikologi memandang bahwa pendidikan adalah pengaruh orang dewasa
terhadap anak yang belum dewasa agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan
kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosialnya dalam
bermasyarakat.
Pengertian pendidikan menjadi
semakin luas yang berarti setelah anak dewasa tetap masih dalam proses pendidikan.Akan
tetapi sifat pendidikannya berbeda dengan sebelum mencapai
kedewasaan.Pendidikan dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik
agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota
masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada.
Pendidikan
tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja,akan tetapi lebih
ditekankan pada proses pembinaan keperibadian anak didik secara menyeluruh
sehingga anak menjadi lebih dewasa.Pendidikan menurut Charles E. Silberman
tidak sama dengan pengajaran,karena pengajaran hanya menitikberatkan pada usaha
mengembangkan intelektual saja.Sedangkan pendidikan berusaha mengembangkan
seluruh aspek keperibadian dan kemampuan manusia,baik dilihat dari aspek
kognitif,apektif dan psikomotor.Pendidikan mempunyai makna yang lebih luas dari
pengajaran,tetapi pengajaran merupakan sarana yang ampuh dalam menyelenggarakan
pendidikan.
Di dalam usaha untuk
mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan seorang pendidik yang berkualitas sehingga
dalam pola pembelajaran yang diajarkan dalam proses belajar mengajar dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam proses belajar mengajar, dibutuhkan seorang
pendidik yang mampu berkualitas serta diharapkan dapat mengarahkan anak didik
menjadi generasi yang kita harapkan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa.
Untuk itu guru tidak
hanya cukup menyampaikan materi pelajaran semata, akan tetapi guru juga harus
pandai menciptakan suasana belajar yang baik, serta juga mempertimbangkan
pemakaian metode dan strategi dalam mengajar yang sesuai dengan materi
pelajaran dan sesuai pula dengan keadaan anak didik.Keberadaan guru dan siswa
merupakan dua faktor yang sangat penting di mana diantara keduanya saling
berkaitan.
Kegiatan
belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kegiatan mengajar guru, karena dalam
proses pembelajaran guru tetap mempunyai suatu peran yang penting dalam
memberikan suatu ilmu kepada anak didiknya. Salah satu masalah yang dihadapi
guru dalam menyelenggarakan pelajaran adalah bagaimana menimbulkan aktifitas
dan keaktifan dalam diri siswa untuk dapat belajar secara efektif. Sebab keberhasilan
dalam suatu pengajaran sangat dipengaruhi oleh adanya aktifitas belajar siswa.
Salah satu cara untuk menimbulkan aktifitas belajar siswa adalah dengan merubah
kegiatan-kegiatan belajar yang monoton.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari karya tulis ilmiah saya ini adalah sebagai berikut:
1.
Arti dan Makna Pembelajaran
2.
Pendekatan Belajar dan Pembelajaran
3. Macam-macam Teknik Penyajian Belajar Mengajar
4. Hakikat Strategi Belajar Mengajar.
. Kerangka Acuan Strategi
Belajar Mengajar
1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun
tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah supaya kita lebih mengetahui tentang
bagaimana sebenarnya yang dikatakan dengan pembelajaran,pendekatan pembelajaran serta
strategi dalam belajar yang terdapat dalam rumusan masalah.
1.4 METODE PENULISAN
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan
karya tulis ilmiah ini adalah dengan menggunakan
metode deskriptif dan membaca buku karena sesuai dengan permasalahan yang
diangkat dalam tema karya tulis ilmiah
ini.
1.5 MANFAAT PENULISAN
Hasil penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan bermanfaat
bagi kita sebagai pembaca sehingga nantinya bisa menjadi pedoman dalam
kehidupan khususnya bagi guru yang ingin lebih mengetahui tentang segala hal
yang berhubungan dengan pembelajaran.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini dimulai dari bagian-bagian
yang terdiri dari :
Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
Bab III Penutup
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Arti dan Makna Pembelajaran
Pembelajaran
adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar
yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.Pembelajaran merupakan
proses komunikasi dua arah,mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik
sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Konsep
pembelajaran menurut Corey (1986:195) adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam
tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus khusus untuk menghasilkan
respon terhadap situasi tertentu.Mengajar menurut William H.Burton adalah upaya
memberikan stimulus berupa rangsangan,bimbingan pengarahan dan dorongan kepada
siswa agar terjadi proses belajar.
1.Konsep Pembelajaran
Pembelajaran
mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu sesorang
mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru.Proses pembelajaran pada
awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa
meliputi kemampuan dasarnya,motivasinya,latar belakang akademisnya,latar
belakang sosial ekonominya dan lain sebagainya.
Bahan
pembelajaran dalam proses pembelajaran hanya merupakan rangsangan tindakan
pendidik atau guru,juga hanya merupakan tindakan yang memberikan dorongan dalam
belajar yang tertuju pada pencapaian tujuan belajar.Antara belajar dan mengajar
dengan pendidikan bukanlah sesuatu yang terpisah atau bertentangan.Karena
proses pembelajaran merupakan aspek yang terintegrasi dari proses pendidikan.
Dalam
pembelajaran guru harus memahami hakikat materi pembelajaran yang diajarkannya
sebagai suatu pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa
dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa
untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru.
Belajar
dan pembelajaran diarahkan untuk membangun kemampuan berfikir dan kemampuan
menguasai materi pelajaran dimana pengetahuan itu sumbernya dari luar diri
tetapi dikonstruksi dalam diri individu siswa.Pengetahuan tidak diperoleh
dengan cara diberikan ataupun ditransfer dari orang lain akan tetapi dibentuk
dan dikonstruksi oleh individu itu sendiri sehingga siswa itu mampu
mengembangkan intelektualnya.
Pembelajaran
mempunyai dua karakteristik,diantaranya yaitu:
1. Dalam proses pembelajaran melibatkan
proses mental siswa secara maksimal dan bukan hanya menuntus siswa sekedar
mendengar,mencatat akan tetapi juga menghendaki aktivitas siswa dalam proses
berfikir
2.
Dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab
terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
berfikir siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri
Proses
pembelajaran atau pengajaran kelas menurut Dunkin dan Biddle (1974:38) berada
pada empat variabel interaksi yaitu:
1.Variabel pertanda yang berupa pendidik
2.Variabel konteks berupa peserta
didik,sekolah dan masyarakat
3.Variabel proses berupa interaksi peserta
didik dengan pendidik
4.Variabel produk berupa perkembangan peserta
didik dalam jangka panjang maupun jangka pendek
Proses
pembelajaran aktivitasnya dalam bentuk interaksi belajar mengajar dalam suasana
interaksi edukatif,yaitu interaksi yang sadar akan tujuan dimana artinya adalah
interaksi yang telah dicanagngkan terlebih dahulu untuk suatu tujuan tertentu
yang setidaknya merupakan pencapaian tujuan instuksional ataupun tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan pada suatu pelajaran.
Pembelajaran
adalah setiap kegiatan yang dirancang oleh
guru untuk membantu seseorang mempelajarai suatu kemampuan ataupun nilai
yang baru dalam suatu psoses yang sistematis melalui tahap
rancangan,pelaksanaan dan evaluasi dalam konteks kegiatan mengajar.
Dalam
proses pembelajaran dikembangkan melalui pola pembelajaran yang menggambarkan
kedudukan serta peran pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Guru sebagai sumber belajar,penentu metode belajar dan juga penilai kemajuan
belajar meminta para pendidik untuk menjadikan pembelajaran lebih efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
2.Belajar Bersadarkan Sumber
Belajar berdasarkan sumber adalah
segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan murid dengan suatu atau
sejumlah sumber belajar secara individual ataupun kelompok dengan segala
kegiatan belajar yang berhubungan.Belajar berdasarkan sumber bukan sesuatu yang
berdiri sendiri malainkan yang berhubungan dengan sejumlah perubahan-perubahan
yang memperngaruhi pembinaan kurikulum.
Metode
belajar berdasarkan sumber ini dapat dipersingkat ataupun diperpanjang,
berlangsung selama satu jam pelajaran atau selama setengah semester dengan
pertemuan dua kali seminggu.Metode ini penggunaannya dalam pembelajaran begitu
fleksibel dan lugas tergantung pada kemampuan guru menggunakannya.Belajar
berdasarkan sumber ini dapat diarahkan oleh guru atau berpusat pada kegiatan
murid yang dapat mengenai satu mata
pelajaran tertentu atau melibatkan berbagai disiplin,dapat bersifat individual
atau klasikal,dapat menggunakan audio visual yang diamati secara individual
ataupun diperlihatkan kepada seluruh kelas.
Metode
ini tampaknya sebagai sesuatu yang terdiri atas berbagai komponen yang meliputi
pengajaran langsung oleh guru,penggunaan buku pelajaran,latihan-latihan
formal,maupun kegiatan penelitian,pencarian bahan dari berbagai sumber, latihan
memecahkan soal dan lain sebagainya.Metode ini dapat pula didasarkan pada
penelitian,pengajaran proyek,pelajaran aktif dan lain-lain.
Dalam
belajar berdasarkan sumber diutamanakan tujuan untuk mendidik murid menjadi
seorang yang sanggup belajar dan meneliti sendiri,maka ia harus dilatih untuk
menghadapi masalah-masalah yang terbuka bagi jawaban-jawaban yang harus
diselidiki kebenarannya berdasarkan data yang dikumpulkan dari berbagai sumber
baik dari penelitian perpustakaan,ekperimen dalam laboratorium,maupun
sumber-sumber lainnya.
Agar
pembelajaran tetap pada suasana yang dinamis maka guru perlu merumuskan dengan
jelas tujuan apa yang ingin dicapainya dalam melaksanakan pembelajaran.Tujuan
ini bukan hanya mengenai bahan materi ajar yang harus dikuasai oleh guru,akan
tetapi juga keterampilan emosional dan sosial menggunakan metode dan pendekatan
pembelajaran.
Belajar
berdasarkan sumber berarti kerja sama antara seluruh staf dan penggunaan secara
maksimal fasilitas yang tersedia seperti buku-buku perpustakaan,alat
pengajaran,keahlian dan keterampilan guru serta anggota masyarakat yang
bersedia memberi sumbangannya.
2.2. Pendekatan Belajar dan Pembelajaran
Pendekatan
pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam
mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional
tertentu.Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih
kegiatan pembelajaran,apakah guru akan menjelaskan suatu pengajaran dengan
materi bidang studi yang telah tersusun dalam urutan tertentu ataukah dengan
menggunakan materi yang terkait satu dengan lainnya dalam tingkat kedalaman
yang berbeda.
Pendekatan
pembelajaran digunakan untuk mempermudah bagi para guru dalam memahami materi
ajar yang disampaikan dengan memelihara suasana pembelajaran yang
menyenangkan.Pada dasarnya proses pembelajaran merupakan suatu rencana kegiatan
yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang memuat
alokasi waktu,indikator pencapaian hasil belajar dan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran dari setiap materi pokok mata pelajaran.
Kegiatan
belajar melibatkan beberapa komponen atau unsur yaitu peserta didik,pendidik
atau guru,tujuan pembelajaran,isi pelajaran,metode mengajar yang
digunakan,media pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dan evaluasi kemajuan
belajar siswa menggunakan tes yang standar.Semua komponen ini saling
berinteraksi dalam proses pembelajaran yang berakhir pada tujuan pembelajaran.
Pendekatan
belajar dan strategi atau kiat melaksanakan pendekatan serta metode belajar
dalam proses pembelajaran termasuk faktor-faktor yang turut menentukan tingkat
keberhasilan belajar siswa.Pendekatan ini dilakukan sebagai strategi yang
dipandang tepat untuk memudahkan siswa memahami pelajaran dan juga yang
menyenangkan.
Pendekatan
pembelajaran tidak harus menggunakan pendekatan tertentu,tetapi sifatnya lugas dan
terencana artinya memilih pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan materi
ajar yang dituangkan dalam perencanaan pembelajaran.Adapun pendekatan
pembelajaran yang sudah umum dipakai oleh guru antara lain pendekatan konsep
dan proses,deduktif dan induktif,pendekatan kecerdasan,dan lain sebagainya.
1.Pendekatan Konsep dan Pendekatan Proses
a.Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan
pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep ini diperoleh.Konsep merupakan
buah pemikiran sesorang atau sekolmpok orang yang dinyatakan dalam defenisi
sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip,hukum dan teori.
Konsep menunjukkan suatu hubungan antar
konsep-konsep yang lebih sederhana sebagai dasar perkiraan atau jawaban manusia
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang bersifat asasi tentang mengapa suatu gejala
itu bisa terjadi.Rosser (1984) menyatakan bahwa konsep adalah suatu abstraksi
yang mewakili satu kelas objek-objek,kejadian-kejadian,kegiatan-kegiatan atau
hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama.
Pendekatan pembelajaran melalui konsep ini
didasarkan pada pola pengorganisasian bahan pengajaran meliputi pengajaran
linear dan pengajaran komulatif.Pendekatan linear materi bidang studi terbagi
atas urutan linear dengan kedalaman yang sama.Pendekatan linear ini seringkali
membuat murid cepat bosan dan sukar mengingat fakta atau konsep yang
diajarkan.Sedangkan pendekatan komulatif diorganisasikan menurut urutan
tertentu dengan jenjang kesulitan yang berbeda yaitu meningkat.Pada pendekatan
komulatif,pemahaman konsep atau fakta lebih ditekankan sebagai suatu pengertian
konsep secara mendalam dan menyeluruh.
b.Pendekatan Proses
Pendekatan proses adalah suatu pendekatan
pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses
penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses.Dalam
pendekatan proses ini siswa tidak hanya belajar dari guru akan tetapi juga dari
sesama temannya dan dari manusia-manusia suumber diluar sekolah.
Pendekatan proses pada hakekatnya adalah
memproses informasi yaitu informasi pembelajaran.Dalam kenyataan proses
pembelajaran seringkali terjadi kekeliruan karena yang diutamakan adalah proses
sehinggan hasil diabaikan.Jadi hasil dan proses dalam kegiatan pembelajaran
mempunyai kedudukan yang sama kuat,guru tidak dapat memperlakukannya dengan
berat sebelah melainkan harus seimbang diantara keduanya.
Proses diukur melalui hasil dan hasil akan
kelihatan melalui proses,jadi hasil dan proses bersifat komplementer atau
saling melengkapi.Diasumsikan bahwa proses pembelajaran dilaksanakan dengan
baik sesuai dengan rencana yang disusun sebelumnya, maka hasilnya pun
diperkirakan akan baik dan memuaskan.
Pendekatan proses menggambarkan bahwa
kegiatan belajar yang berlangsung disekolah bersifat formal,prosesnya disengaja
dan direncanakan dengan bimbingan guru dan pendidik lainnya agar siswa mencapai
tujuan dan menguasai bahan belajar yang diberikan oleh guru sesuai kurikulum
untuk dipelajari.
2.Pendekatan Deduktif dan Pendekatan Induktif
a.Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif adalah proses penalaran
yang bermula dari keadaan yang bersita umum menuju keadaan yang bersifat khusus
sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan,prinsip
umum diikuti dangan contoh-contoh khusus.
b.Pendekatan Induktif
Berfikir induktif adalah suatu proses dalam
berfikir yang berlangsung dari khusus menuju ke umum.Orang mencari ciri-ciri
atau sifat-sifat tertentu dari berbagai fenomena kemudian menarik kesimpulan
bahwa ciri-ciri atau sifat-sifat itu terdapat pada semua jenis fenomena.
3.Pendekatan Ekspositori dan Pendekatan
Heuristik
a.Pendekatan Ekspositori
Pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa tingkah
laku kelas dan penyebaran pengetahuan dokontrol dan ditentukan oleh
guru/pengajar.Dalam pendekatan ini semua siswa diharapkan dapat menangkap dan
mengingat informasi yang telah diberikan oleh guru serta mengungkapkan kembali
apa yang dimilikinya melalui respon yang ia berikan pada saat diberikan
pertanyaan oleh guru.
Pendekatan ekspositori menempatkan guru
sebagai pusat pengajaran karena guru lebih aktif memberikan informasi,
menerangkan suatu konsep, mendemonstrasikan keterampilan dalam memperoleh polas,aturan,dalil,memberi
contoh soal beserta penyelesaiannya,memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya dan lain sebagainya.
Dalam pendekatan ini menunjukkan bahwa guru
berperan lebih aktif,lebih banyak melakukan aktifitas dibandingkan siswanya karena
guru telah mengelola dan mempersiapkan bahan ajaran secara tuntas sedangkan
siswanya berperan lebih pasif tanpa banyak melakukan pengolahan bahan karena
menerima bahan ajaran yang disampaikan oleh guru.
Pendekatan ekspositori disebut juga mengajar secara
konvensional seperti metode ceramah maupun demonstrasi.Pada pendekatan ini
tidak terus menerus memberi informasi tanpa peduli apakan siswa memahami
informasi tersebut atau tidak.Pendekatan ekspositori membawa siswa dapat
belajar bermakna sehingga dapat merupakan pendekatan efektif dan
efisien.Pendekatan ekspositori digunakan guru untuk menyajikan bahan pelajaran
secara utuh atau menyeluruh,lengkap dan sistematis dengan penyampaian secara
verbal.Pendekatan pembelajaran ini dilakukan dengan menyiasati dan merencanakan
agar semua komponen pembentukan secara instruksional mengarah kepada
tersampaikannya isi pelajaran kepada peserta didik.
b.Pendekatan Heuristik
Pendekatan heuristik adalah suatu strategi belajar
mengajar yang mensiasati agar aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem
intruksional mengarah pada pengaktifan siswa untuk mencari dan menemukan
sendiri fakta, prinsip dan konsep yagn mereka butuhkan.
4.Pendekatan Kecerdasan
Hal
yang perlu diketahui para guru antara lain adalah kecerdasan siswa agar dapat
menolong kesulitan belajarnya.Untuk mengetahui kecerdasan para siswanya tentu
guru tidak melakukannya sendiri,untuk hal yang sederhana dapat dilakukan oleh
konselor yang mempunyai latar belakang pendidikan dan keahlian untuk itu.
David
Weshler memberikan rumusan tentang kecerdasan sebagai suatu kapasitas umum dari
individu untuk bertindak,berfikir rasional dan berinteraksi dengan
lingkungannya secara efektif.Kecerdasan merupakan salah satu faktor utama yang
menentukan sukses gagalnya peserta didik belajar di sekolah.Peserta didik yang
mempunyai taraf kecerdasan rendah atau dibawah normal maka akan sukar untuk
diharapkan dapat berprestasi tinggi.
Peserta
didik perlu menyadari potensi kecerdasan dan mengaktualisasikan secara
optimal.Secara umum dapat dikemukakan bahwa untuk berhasil belajar dijenjang
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dengan baik perlu ditunjang untuk
kecerdasan yang memadai.
Howard
Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan antar pribadi adalah kemampuan untuk
memahami orang lain apa yang memotivasi mereka,bagaimana mereka bekerja dan
bagaimana mereka bekerja bahu membahu.Guru cenderung dianggap sebagai orang
yang mempunyai tingkat kecerdasan antar pribadi yang tinggi.
5.Pendekatan Kontekstual
Belajar
akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya dan bukan
mengetahuinya.Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti
berhasil dalam kompetisi mengingat dalam jangka pendek,tetapi gagal dalam
membekali anak dalam memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang.
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
2.3. Macam-macam Teknik
Penyajian Belajar Mengajar
Ada beberapa macam
bentuk teknik penyajian belajar mengajar, yaitu:
1.Teknik Diskusi
Teknik diskusi adalah
salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah,
yang dimana di dalam teknik ini terjadi proses interaksi antara dua atau lebih
individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan
masalah, dapat juga semuanya aktif tidak ada yagn pasif sebagai pendengar.
2.Teknik Kerja Kelompok
Teknik kerja kelompok
adalalah suatu cara mengajar, di mana siswa di dalam kelas dipandang sebagi
suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka bekerja bersama
dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha
mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan oleh guru.
3.Teknik Penemuan (Discovery)
Teknik penemuan
merupakan proses dimana seorang siswa melakukan proses mental yang harus mampu
mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip, yang dimaksud proses mental ialah
mengamati, mencerna, mengerti menggolong-golongkan, membuat dugaan membuat
kesimpulan dan lain sebagainya. Sedangkan prinsip yang dimaksud dengan prinsip
ialah siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami mental itu sendiri, guru
hanya membimbing dan memberiakn instruksi.
4.Teknik Penyajian
Tanya-Jawab
Teknik penyajian
tanya-jawab ialah suatu cara untuk memberikan motivasi pada siswa agar bangkit
pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran atau mengajukan
pertanyaan-pertanyaan mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan guru agar
dimengerti, bermanfaat dan dapat diingat dengan baik.
5.Teknik Ceramah
Teknik ceramah ialah
cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah
pendidikan, yaitu dimana seorang guru menularkan pengetahuannya kepada siswa
secara lisan atau ceramah.
2.4. Hakikat Strategi
Belajar Mengajar
Kegiatan
belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah.
Kegiatan belajar adalah
kegiatan primer dalam
kegiatan kegiatan belajar mengajar, sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder, maksudnya
untuk terciptanya kegiatan belajar siswa yang optimal.Belajar memiliki lima
atribut pokok ialah:
1. Belajar merupakan proses mental dan emosional
atau aktivitas pikiran dan perasaan
2. Hasil belajar berupa perubahan perilaku,baik yang
menyangkut kognitif,psikomotorik, maupun afektif
3. Belajar berkat mengalami, baik mengalami secara
langsung maupun mengalami secara tidak langsung (melalui media)
4. Supaya
belajar terjadi secara efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip antara lain:
a. Motivasi
Motivasi yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan
belajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik
dinilai lebih baik, karena berkaitan langsung dengan tujuan pembelajaran itu
sendiri.
b. Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap
pelajaran
Erat kaitannya dengan motivasi.Untuk
memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran bisa didasarkan terhadap diri
siswa itu sendiri dan atau terhadap situasi pembelajarannya.
c.Aktivitas.
Belajar itu sendiri adalah aktivitas.Bila fikiran dan
perasaan siswa tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya
siswa tersebut tidak belajar.Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat
merangsang siswa lebih aktif belajar.
d. Umpan balik
Umpan balik di dalam belajar sangat penting, supaya
siswa segera menge-tahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan.Umpan balik
dari guru sebaiknya yang mampu menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan
meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran tersebut.
e.Perbedaan individual
Pemahaman individual adalah individu tersendiri yang
memiliki perbedaan dari yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan
melayani siswa sesuai dengan hakikat mereka masing-masing.Berkaitan dengan ini
catatan pribadi setiap siswa sangat diperlukan.
2.5 Kerangka Acuan Strategi Belajar Mengajar
1. Pengaturan
Guru dan Siswa
Segi pengaturan guru
dapat dibedakan pengajaran yang dilakukan oleh seorang guru atau suatu tim,
sanjutnya apakah hubungan guru-siswa terjadi secara tatap muka (langsung), atau
dengan perantaraan media (tidak langsung). Sedangkan dari segi pengaturan siswa
dapat dibedakan pengajaran yang bersifat klasikal (kelompok besar), (kelompok
kecil) dan pengajaran perseorangan (individual).
2. Struktur
Peristiwa Belajar Mengajar
Struktur peristiwa
belajar mengajar dapat bersifat tertutup dalam artian segala sesuatu telah
ditentukan secara relatif ketat, seperti yang dilakukan oleh
para calon guru yang berlatih mengajar yang tidak berani menyimpang dari
persiapan mengajar yang telah dibuat dan disetujui oleh dosen pembimbing.
3. Peranan
Guru-Siswa dalam mengolah pesan
Peristiwa belajar
mengajar bermaksud untuk mencapai tujuan, ingin menyampaikan sesuatu pesan yang
dapat berupa pengetahuan, wawasan, keterampilan, atau isi keterampilan lain.
Pengajaran yang menyampaikan pesan dalam keadaan telah siap diolah dinamakan
bersifat ekspositorik, sedangkan yang mengharuskan pengolahan
pesan oleh siswa dinamakan Heuristik-hipotetik.
4. Proses
Pengolah Pesan
Proses pikir manusia
di dalam menjalani pengalaman belajar tidak selalu sama, ada peristiwa belajar
mengajar di mana proses ini bertolak dari yang umum untuk dilihat keberlakuan
atau akibatnya pada yang khusus ini disebut Umum ke Khusus(Deduktif). Sebaliknya
bila peristiwa belajar mengajar yang di mana proses pengolahan bertolak dari
contoh-contoh konkret kepada generalisasi atau prinsip umum ini disebut Khusus
ke Umum (Induktif). Dengan demikian strategi belajar mengajar
heuristik proses pengolahanya adalah induktif, sebaliknya ekspositorik bersifa
deduktif.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Pendidikan
adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai
pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang
hidup.Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan
umumnya di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.Pengertian pendidikan
menjadi semakin luas yang berarti setelah anak dewasa tetap masih dalam proses
pendidikan.Akan tetapi sifat pendidikannya berbeda dengan sebelum mencapai
kedewasaan.
Pendidikan
dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia
dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan
alam sekitar dimana individu itu berada.Sedangkan para ahli psikologi memandang
bahwa pendidikan adalah pengaruh orang dewasa terhadap anak yang belum dewasa
agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan
dan tugas-tugas sosialnya dalam bermasyarakat.
Pendidikan
tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja,akan tetapi lebih
ditekankan pada proses pembinaan keperibadian anak didik secara menyeluruh
sehingga anak menjadi lebih dewasa.
Pembelajaran adalah membelajarkan siswa
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama
keberhasilan pendidikan.Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua
arah,mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Tanggung jawab dalam melayani siswa/i adalah
besar dan itu yang menentukan arah pendidikan suatu bangsa. Bukan hanya
kecerdasan intelektual saja yang dibutuhkan melainkan harus pandai dalam
menyampaikan kepada peserta didik dengan metode-metode, teknik-teknik dan
strategi yang bijaksana agar proses belajar mengajar itu tidak monoton dan
menyenakan bagi siswa/i serta mudah dicerna dan di pahami.
3.2.Saran
Penulis menyarankan dengan membaca karya
tulis ilmiah ini diharapkan agar di dalam melakukan tugas panggilan sebagai
seorang pelayan siswa/i atau yang di katakan guru haruslah cerdas dalam
Intelektual, Emosional dan Spiritual agar proses belajar mengajar itu berjalan
dengan lancar. Pandai dalam menggunakan waktu, dapat membedakan kepentingan
pribadi dengan kepentingan pendidikan.Sebab kita sebagai calon/guru sebagai
alat untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih baik dari pada kita
saat sekarang ini, untuk mereka di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
-Sagala,Syaiful.2009.Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung:
Alfabeta
2 - Junasion’s Blog (diakses 7 Mei 2013 pada pukul
23:16)