Kamis, 18 September 2014

Evaluasi Hasil Belajar - Instrumen Tes



INSTRUMEN TES
*    INSTRUMEN
            Secara umum yang dimaksud dengan instrument adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat ukur atau pengumpulan data mengenai suatu variable. Dalam bidang penelitian instrument diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai variable-variable penelitian untuk kebutuhan penelitian, sedangkan dalam bidang pendidikan instrument digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar, keberhasilan proses belajar-mengajar dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu (Djaali & Pudji Mulyono, 2007).
            Pada daarnya instrument dapat dibagi dua yaitu tes dan non tes. Yang termasuk kelompok tes adalah tes prestasi belajar, tes intelegensi, tes bakat, dan tes kemampuan akademik, sedangkan yang termasuk dalam kelompok non tes ialah skala sikap, skala penilaian, observasi, wawancara, angket dokumentasi dan sebagainya.
*    TES
1.   Pengertian Tes
            Tes secara harfiah berasal dari bahasa Prancis kuno “testum” artinya piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh sesesorang atau kelompok.
            Berdasarkan definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa tes merupakan alat ukur yang berbentuk pertanyaan atau latihan, dipergunakan untuk mengukur kemampuan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang. Sebagai alat ukur dalam bentuk pertanyaan, maka tes harus dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan dan kemampuan obyek yang diukur. Sedangkan sebagai alat ukur berupa latihan, maka tes harus dapat mengungkap keterampilan dan bakat seseorang atau sekelompok orang.
            Tes merupakan alat ukur yang standar dan obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.Dengan demikian berarti sudah dapat dipastikan akan mampu memberikan informasi yang tepat dan obyektif tentang obyek yang hendak diukur baik berupa psikis maupun tingkah lakunya, sekaligus dapat membandingkan antara seseorang dengan orang lain.
            Jadi dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu cara atau alat untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau sekelompok siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa tersebut. Prestasi atau tingkah laku tersebut dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan intruksional pembelajaran atau tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi yang telah diberikan dalam proses pembelajaran, dan dapat pula menunjukkan kedudukan siswa yang bersangkutan dalam kelompoknya.
2.   Jenis Tes
Dilihat dari segi tujuannya dalam bidang pendidikan, tes dapat dibagi menjadi:
a.     Tes Penempatan
            Tes yang dilaksanakan untuk keperluan penempatan bertujuan agar setiap siswa yang mengikutin kegiatan pembelajaran di kelas atau pada jenjang pendidikan tertentu dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara efektif, karena dengan bakat dan kemampuannya masing-masing. Contohnya tes bakat, tes kecerdasan dan tes minat.
b.     Tes Kecepatan (Speed Test)
            Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes (testi) dalam hal kecepatan berpikir atau keterampilan, baik yang bersifat spontanitas (logik) maupun hafalan dan pemahaman dalam mata pelajaan yang telah dipelajarinya. Waktu yang disediakan untuk menjawab atau menyelesaikan seluruh materi tes ini relatif singkat dibandingkan dengan tes lainnya, sebab yang lebih diutamakan adalah waktu yang minimal dan dapat mengerjakan tes itu sebanyak-banyaknya dengan baik dan benar, cepat dan tepat penyelesaiannya.Tes yang termasuk kategori tes kecepatan misalnya tes intelegensi, dan tes ketrampilan bongkar pasang suatu alat.
c.      Tes Kemampuan (Power Test)
            Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes dalam mengungkapkan kemampuannya (dalam bidang tertentu) dengan tidak dibatasi secara ketat oleh waktu yang disediakan. Kemampuan yang dievaluasi bisa berupa kognitif maupun psikomotorik. Soal-soal biasanya relatif sukar menyangkut berbagai konsep dan pemecahan masalah dan menuntut peserta tes untuk mencurahkan segala kemampuannya baik analisis, sintesis dan evaluasi.

d.     Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
            Tes ini dimaksudkan untuk mengevaluasi hal yang telah diperoleh dalam suatu kegiatan. Tes Hasil Belajar (THB), baik itu tes harian (formatif) maupun tes akhir semester (sumatif) bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam suatu kurun waktu tertentu. Makalah ini akan lebih banyak memberikan penekanan pada tes hasil belajar ini.
e.     Tes Kemajuan Belajar ( Gains/Achievement Test)
            Tes kemajuan belajar disebut juga dengan tes perolehan adalah tes untuk mengetahui kondisi awal testi sebelum pembelajaran dan kondisi akhir testi setelah pembelajaran. Untuk mengetahui kondisi awal testi digunakan pre-tes dan kondisi akhir testi digunakan post-tes.
f.       Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
            Tes diagnostik dilaksanakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami siswa, menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar dan menetapkan cara mengatassi kesulitan belajat tersebut. Dengan demikian jelas ada kaitan yang erat antara tes penempatan dan diagnostic. Bahkan dapat dikatakan keduanya saling melengkapi dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan efektivitas kegiatan pendidikan pada suatu jenis atau jenjang pendidikan tertentu.
g.     Tes Formatif
            Tes formatif pada dasarnya adalah tes yang bertujuan untuk mendapatkan umpan balik bagi usaha perbaikan kualitas pembelajaran dalam konteks kelas. Kulaitas pembelajaran dikelas ditentukan oleh intensitas proses belajar (proses intern) dalam diri setiap siswa sebagai subjek belajar sekaligus peserta didik.
h.     Tes Sumatif
            Hasil tes sumatif berguna untuk (a) menentukan kedudukan  atau ranking masing-masing siswa dalam kelompoknya (b) menentukan dapat atau tidaknya siswa melanjutkan program pembelajaran berikutnya, dan (c) menginformasikan kemajuan siswa untuk disampaikan kepada pihak lain seperti orang tua, sekolah, masyarakat, dan lapangan kerja. Jika tes sumatif dilaksanakan pada setiap akhir semester, maka setiap akhir jenjang pendidikan dilaksanakan tes akhir atau biasa disebut evaluasi belajar tahap akhir (Djaali & Pudji Mulyono, 2007)

3.   Bentuk Tes
            Dilihat dari jawaban siswa yang dituntut dalam menjawab atau memecahkan persoalan yang dihadapinya, maka tes hasil belajar dapat dibagi menjadi 3 jenis :
a)    Tes Lisan (oral test)
Yaitu tes dimana tester didalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dialkukan secara lisan, dan tester memberikan jawabannya secara lisan juga.
b)    Tes Tertulis (written test)
            Yaitu jenis tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawabannya juga secara tertulis. Tes tertulis dapat dibagi atas tes essay dan tes objektif atau disebut juga short-answer test (Ngalim Purwanto, 2006).
1)    Tes Essay
            Secara ontology tes esai adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunannya terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut jawaaban siswa melui uraian-urain kata yang merefleksikan kemampuan berfikir siswa (Sukardi, 2008).
            Menurut Sukardi (2008: 96) untuk meningkatkan mutu pertanyaan esai sebagai alat pengukur hasil belajar yang komplek, memerlukan dua hal penting yang perlu diperhatikan oleh para evaluator. Kedua hal penting tersebut, yaitu: (a) bagaimana mengkonstruksi pertanyaan esai yang mengukur perilaku yang direncanakan, dan (b) bagaiman menskor jawaban  yang diperoleh dari siswa. Berikut adalah cara-cara dalam menyusun tes esai yang dimaksud.
a.     Para guru hendaknya memfokuskan pertanyaan esai pada materi pembelajaran yang tidak dapat diungkap dengan bentuk tes lain misalnya tes objektif. Ada beberapa faktor penting dalam proses belajar mengajar,yang hanya bisa diungkap oleh tes esai.
b.     Para guru hendaknya memformulasikan item pertanyaan yang mengungkap perilaku spesifik yang diperoleh dari pengalamanhasil belajar. Tes yang direncanakan oleh guru, baik tes objektif maupun tes esai perlu tetap mengukur penilaian tujuan intruksional.
c.      Item-item pertanyaan tes esai sebaiknya jelas dan tidak menimbulkan kebingungan sehingga para siswa dapat menjawab dengan tidak ragu-ragu
d.     Sertakan petunjuk waktu pengerjaan untuk setiap pertanyaan, agar para siswa dapat memperhitungkan kecepatan berfikir, menulis dan menungankan ide sesuai dengan waktu yang disediakan.
e.     Ketika mengonstruksi sejumlah pertanyaan esai, para guru hendaknya menghindari penggunaan pertanyaan pilihan. Pertanyaan pilihan biasanya terletak pada kalimat instruksi pengerjaan padaa aawal tes, misalnya “pilih empat soal dari lima pertanyaaan yang tersedia”.
            Menurut Sri Esti W.D (2004: 429) juga mengemukakan bahwa ada beberapa petunjuk atau saran untuk menyusun tes isian seperti dibawah ini:
a)    Kita hendaknya tidak mengutip kalimat atau pernyataan dalam buku teks atau buku catatan.
b)    Bagian yang kosong hendaknya hanya dapat diisi dengan satu jawaban yang benar
c)     Bagian yang dikosongkan terdiri dari satu kata kunci, atau kata pokok bukan sembarang kata
d)    Kalimat harus sederhana dan jelas sehingga lebih mudah dimengerti
e)    Bagian yang kosong ditaruh diakhir kalimat, misalnya menteri keuangan yang bertugas sekarang ialah
2)    Tes Objektif
            Merupakan tes yang cara pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif yang dilakukan dengan cara mencocokkan kunci jawaban dengan hasil jawaban testi. hal ini memungkinkan testi untuk menjawab banyak pertanyaan dalam waktu yang relatif singkat.
Ada beberapa jenis tes objektif
*    Tes Objektif Pilihan Ganda
            Item tes pilihan ganda merupakan jenis tes objektif yang paling banyak digunakan oleh para guru. Tes ini dapat mengukur pengetahuan yang luas dengan tingkat domain yang bervariasi. Item tes pilihan ganda memiliki semua persyaratan sebagai tes yang baik, yakni dilihat dari segi ojektivitas, reliabilitas, dan daya pembeda anatara siswa yang berhasil dengan siswa yang gagal (Sukardi, 2008)
*    Tes Objektif Banar Salah
            Item tes benar-salah dibedakan menjadi dua macam bentuk yaitu, item tes bentuk regular atau tidak dimodifikasi dan item tes bentuk modifikasi. Dibidang pendidikan umum maupun kejuruan, item tes benar salah yang tidak dimodifikasi atau regular banyak digunakan oleh para guru. Salah satu alasannya adalah bahwa item tes benar salah jenis regular dapat digunakan dalam proses belajar mengajar  sebagai tehnik untuk mengawali dimulainya diskusi yang hangat, menarik dan bermakna. Item tes betul salah apabila dicermati secara intensif , akan membawa peserta didik kedalam diskusi isu-isu pembelajaran yang bergeser sedikit menjadi problem solving (Sukardi, 2008).
*    Tes Objektif Menjodohkan
            Item tes menjodohkan sering juga disebut matching test item. Item tes menjodohkan ini juga termasuk dalam kelompok tes objektif. Secara fisik , bentuk item tes menjodohkan, terdiri atas dua kolom yang sejajar. Pada kolom pertama berisi pernyataan yang disebut daftar stimulus dan kolom kedua berisi kata atau fakta yang disebut juga daftar respon atau jawaban (Sukardi, 2008).
c)     Tes Tindakan atau Perbuatan (performance test)
Yaitu jenis tes yang biasanya diukur dengan skala perilaku, seperti skala sikap.
4.   Fungsi Tes
            Menurut Anas Sudijono (2001: 67) secara umum ada dua fungsi tes antara lain:
a)    Tes sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
b)    Tes sebagai alat pengukur keberhasilan program mengajar di sekolah. Sebab melalui tes akan dapat diketahui sudah berapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan atau dicapai.
            Pendapat lain juga dikemukakan oleh Djaali & Pudji Mulyono (2007: 7) fungsi tes dibagi menjadi tiga, antara lain:
a)    Alat untuk mengukur prestasi belajar siswa
            Sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar siswa tes dimaksudkan untuk mengukru tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicaai siswa setelah menempuh proses belajar mengajar dalam waktu tertentu. Dalam kaitan ini tes digunakan untuk mengukur keberhasilan program pengajaran. Sebagai alat untuk mengukur keberhasilan program pengajaran, tes berfungsi untuk menunjukkan seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan dapat dicapai, dan seberapa banyak yang belum tercapai serta menentukan langkah apa yang perlu dilakukakan untuk mencapainya.
b)    Sebagai motivator dalam pembelajaran
            Hampir semua ahli teori pembelajaran menekankan pentingnya umpan balik yang berupa nilai untuk meningkatkan intensitas kegiatan belajar. Fungsi ini dapat optimal apabila nilai hasil tes yang diperoleh siswa betul-betul objekti dan sahih, baik secara internal maupun secara eksternal yang dapat dirasakan langsung oleh siswa yang diberi nilai melalui tes.
c)     Upaya perbaikan kulaitas pembelajaran
            Dalam rangka meningkatkan kuaitas pembelajaran ada tiga jenis tes yang perlu dibahas, yaitu tes penempatan, diagnostik dan formatif.
d)    Menentukan berhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk melanjutkan pendidikan
            Tes ini berfungsi untuk menentukan nilai yang menjadi lambing keberhasilan siswa setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam waktu tertentu.
5.   Kriteria Tes yang Baik
            Tes atau soal ujian merupakan alat ukur yang memiliki fungsi ganda yaitu untuk mengukur efektivitas belajar dan mengukur efektivitas guru dalam mengajar. Untuk dapat menjadi alat ukur yang baik dan dapat memberikan informasi yang akurat maka setiap soal sebagai bagian dari konstruksi tes harus dijaga kualitasnya. Ada beberapa kriteria yang dapat dipakai untuk menyusun butir-butir tes yang berkualitas yaitu:
a.   Valid
            Soal dikatakan valid bila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, validitas soal
dapat dilihat dari kesesuaian soal dengan tujuan instruksional khusus dan tujuan pengukuran yang telah ditetapkan. Validitas dapat pula dilihat dari kemampuannya memprediksi prestasi di masa yang akan datang.
b.   Relevan
            Tes yang relevan mengandung soal-soal yang dapat mengukur kemampuan belajar sesuai dengan tingkat kemampuan yang ditetapkan dalam indikator pencapaian hasil belajar (Ranah kognitif, afektif dan psikhomotor). Bila kompetansi dasar dan indikator bertujuan mengungkap ranah afektif, pertanyaan soal harus pula mengarah ke sikap dan seterusnya.
c.   Spesifik
            Soal harus direncanakan sedemikian rupa agar jawabannya pasti dan tidak menimbulkan ambivalensi atau spakulasi dalam memberikan jawaban. Kesulitan soal tidak saja kesulitan materi juga bisa ditambah kesulitan dalam memahami soal bila soal tidak disusun secara spesifik.
d.   Representatif
            Soal tes sebaiknya dikembangkan dari satuan materi yang jelas cakupannya, dan bersifat komprehensif dalam pengertian materi tes harus mencakup seluruh materi pengajaran, untuk itu seluruh pokok bahasan (sub pokok bahasan) idealnya harus terwakili dalam soal tes. Syarat ini akan dapat mengurangi error terhadap hasil pengukuran.
e.   Seimbang
            Dalam proses pengajaran dosen akan tahu persis, bahwa setiap pokok bahasan memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, soal tes dikatakan seimbang bila pokok bahasan yang terpenting mendapat porsi terbanyak dalam soal. Kalau dalam keadaan terpaksa hal tersebut tidak dapat dilakukan maka keseimbangan dapat dicapai dengan memberikan bobot yang berbeda pada pokok bahasan yang memiliki tingkat kesulitan yang berbeda.
f.    Sensitif
            Syarat ini berkait erat dengan taraf kesukaran soal, butir tes yang baik harus memiliki sensitivitas untuk membedakan siswa yang benar-benar menguasai materi dengan yang tidak, hal ini tidak akan tercapai bila soal terlalu sulit sehingga semua siswa tidak dapat mengerjakan, atau soal yang terlalu gampang sehingga semua siswa dapat mengerjakan dengan benar.
g.   Fair
            Tes hasil ujian hendaklah bersifat terbuka dalam pengertian tidak mengandung jebakan, jelas cakupan materinya, kejalasan norma yang dipakai serta kriteria keberhasilannya. Dalam pelaksanaannya obyektif, tidak merugikan kelompok tertentu.
h.   Praktis
            Dalam pengertian bahwa tes tidak sulit untuk dilaksanakan dilihat dari segi pembiayaan maupun pelaksanaanya. Tes yang baik harus efisien dan mudah untuk dilaksanakan.
            Kiteria yang dikemukakan di atas, tidak dimaksudkan untuk memberikan belenggu pada guru dalam menyelesaikan tugasnya di kelas khususnya dalam mengembangkan tes, tetapi lebih diarahkan pada pengenalan kondisi ideal yang seharusnya dipenuhi oleh soal-soal yang disusun oleh pendidik, atau paling tidak memberikan arah kepada perbaikan anda dalam memperbaiki sistem penilaian yang telah anda lakukan selama ini.















Sumber :
*    Dikutip dalam : http://INSTRUMENTEST/Evaluasi Pembelajaran_Guru PKn Belajar Menulis.htm Diakses pada 15 September 2014 Pada pukul 15:03
*    Dikutip dalam :
http://INSTRUMENTEST/INSTRUMENEVALUASIPENDIDIKAN_Binham'sBloghtm   Diakses pada 15 September 2014 Pada pukul 15:23
*    Dikutip dalam :
http://INSTRUMENTEST/Jenis-JenisEvaluasiDalam Pembelajaran.htm Diakses pada 15 September 2014 Pada pukul 15:57
*    Dikutip dalam : http://INSTRUMENTEST/KARYAMAHASISWAFAKULTAS TARBIYAHPBAPENGERTIANDANJENIS-JENISINSTRUMEN.htm Diakses pada 15 September 2014 Pada pukul 16:12



Tidak ada komentar:

Posting Komentar