Nama Anggota :
1.
Hasanah Lubis
2.
Herik Swandi
3.
Rahmat Nasution
4.
Remina Tarigan
5.
Rida Wati Bangun
6.
Sri Rizky Ananda
Mata Kuliah : Sosiologi Agama
Kelas : B Pendidikan Antropologi 2012 Konsenterasi Sosiologi
Agama dan
Masyarakat Industri
Industri dan urbanisasi
telah mempengaruhi banyak kehidupan orang di luar masyarakat industri yang
telah maju di Eropa Barat dan Amerika. Negara Industri yang paling maju di luar
negara – negara yang mewarisi tradisi Yahudi – Kristen , yaitu Jepang. Dalam masyarakat Jepang
diketahui ada dua macam agama , yaitu Shinto dan Buddha , yang keduanya
memiliki perbedaan. Agama Shinto adalah
agama yang penyembahannya kepada dewa – dewa yang berkaitan dengan kekuatan –
kekuatan bumi seperti , matahari , bulan , dan lain sebagainya dan agama ini
merupakan perlindungan ritual bagi masyarakat lokal maupun nasional serta
mereka melakukan penyembahan di kuil. Sedangkan agama Buddha memiliki pengikut yang berasal dari ikatan
kekeluargaan , bukan ikatan tetangga , dan mereka memiliki candi Buddha yang
fungsi utamanya untuk melakukan upacara peribadatan pemakaman jenazah dan
perayaan yang berkait dengan penyembahan arwah para leluhur.
Urbanisasi yang
dilakukan beberapa pengikut agama Shinto sangat dikhawatirkan oleh para
pengikut agama Shinto yang masih ada didesa. Ketika pada era modernisasi
pemerintah Jepang mengembangkan kelompok agama Shinto yang bisa di anut secara
nasional di negara itu. Agama Shinto pada saat masa itu sangat berkembang
dimana sekte – sekte terbentuk tanpa ikatan dengan lokasinya dari para pengikut
pemimpin karismatik. Mereka menekankan nilai – nilai kewajiban dan pengabdian
keluarga yang bersifat tradisional kepada negara , namun menarik lebih banyak
para anggotanya masing – masing secara ritual maupun secara etik , dibandingkan
dengan tuntutan agama Shinto dan Buddha pada waktu modernisasi.
Setelah kekalahan
Jepang 1945 dan mendorong perkembangan industri berkelanjutan , terlihat ada
beberapa bentuk agama Buddha yang pada umumnya dikenal dengan sekte – sekte.
Pengikut dari sekte tersebut adalah orang – orang yang tinggal di kota – kota
besar , yang sebelumnya telah gagal dicapai oleh bentuk agama lama. Pada masa
itu , orang – orang yang baru urbanisasi dan belum mendapatkan pekerjaan ,
tertarik untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar bercorak
paternalistik. Pada saat itu sangat sulit di rinci secara statistik batas
kepercayaan dan peribadatan keagamaan di Jepang. Penelitian menunjukkan hanya
35% saja penduduk yang memeluk agama , yang berarti dengan hal tersebut
terbukti bahwa industri sangat berpengaruh terhadap sekularisasi.
Pengaruh industri
terhadap masyarakat yang beraggama juga bisa dilihat pada masyarakat –
masyarakat yang ada di negara – negara Komunis di Eropa dan Asia , dimana
keyakinan – keyakinan lama ditekan dan kadang – kadang secara aktif
dilkenyapkan. Kesulitannya adalah bagaimana cara membedakan antara akibat –
akibat dari penindasan dan penekanan dan akibat – akibat dari urbanisasi dan
industri. Di semua negara Komunis , ideologi yang berlaku diselubungi dengan
berbagai bentuk ritual seperti parade – parade , teriakan – teriakan , slogan
secara bersama – sama dan kunjungan ke makam Lenin.
Di Eropa dan Amerika
sendiri informsi mengenai kedudukan agama terhadap industri sangat banyak. Dan
hal ini akan memudahkan untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan tentang akibat
industrialisasi terhadap agama – agama yang tradisional maupun aliran agama
yang baru , dan terhadap kemungkinan timbulnya akibat ketidakpedulian para penganut agama Katolik dan Protestan dan
Yahudi.
Dampak
industrialisasi dapat dilihat dari data historik maupun kontemporer yang
relevan. Salah satu buktinya yaitu dalam kaitannya dengan Inggris adalah sensus
agama tahun 1851. Upaya untuk mengukur kebaktian pada hari minggu ini dilakukan
satu abad setelah industrilisasi berjalan dengan cepat , saat terdengar suara –
suara yang mengingat lemahnya gereja – gereja di beberapa kota industri yang
baru. Hasil sensus itu menunjukkan bahwa jelas kebenaran peringatan – peringatan ini . Hampir di pelosok
negara , para penduduknya mengikuti kebaktian di gereja , namum di kota besar
hanya sepertiga penduduknya yang mengikuti kebaktian.
Angka sensus pada
tahun 1851 menunjukkan bahwa beberapa kota besar memiliki angka rata – rata
keikutsertaan dalam kebaktian di gereja yang lebih tinggi. Angka ini diperoleh
dari kota – kota yang belum mengalami revolusi industri berskala besar , tetapi
telah berkembang dikarenakan perkembangan fungsi kota – kota tersebut dalam
pelayanan – pelayanan pemasaran , profesional dan pemerintahan. Kota – kota
tersebut berkembang bersamaan dengan perkembangan jumlah penduduk .
Sensus tahun 1851
memberikan wawasan kepada kita tentang akibat – akibat industrialisasi terhadap
pengalaman agama , karena pada saat itu terdapat variasi besar tingkat
perubahan yang diakibatkan industrialisasi di berbagai wilayah. Seperti yang
terjadi di Inggris, akibat adanya industrialisasi telah meningkatkan
ketidakpedulian terhadap agama yang tidak hanya dikalangan orang-orang miskin
saja tetapi juga di semua lapisan masyarakat.
Bila kita beranggapan
bahwa peribadatan keagamaan dalam kristen merupakan ekspresi keterantungan
manusia yang bersifat dramatik terhadap kekuatan moral dialam semesta . Maka
drama Katholik ditulis dengan sangat detail , dan beberapa bagian utamanya
diperankan oleh aktor – aktor profesional yang mampu mengungkapkannya dengan kata – kata sempurna
sehingga orang-orang awam akan dengan mudah untuk mengindentifikasikan para
aktor meskipun dia tetap berada di tengah-tengah penonton.
Bagi bangsa Yahudi
kehidupan perkotaan dan status pekerjaan mempunyai pengaruh terhadap pengalaman
beragama mereka. Dalam kehidupan perkotaan orang Yahudi yang tergabung dalam
kelas menengah, terlihat bahwa mereka memiliki pengalaman agama yang rendah walaupun
dengan catatan tidak meremehkan kepercayaan-kepercayaan mendasar mereka.
Sedangkan dalam kehidupan perkotaan orang Yahudi yang berasal dari kalangan
miskin, terlihat bahwa mereka lebih taat dalam menjalankan agama. Berbeda
halnya pula dengan kalangan penganut agama Kristen, dimana dalam hal ini justru
kalangan kelas menengah-lah yang lebih taat menjalankan agama dibandingkan
dengan di lingkungan keluarga-keluarga pekerja.
Selain itu ada pula pendapat
yang mengatakan bahwa sebenarnya rakyat yang paling miskin itu cenderung
mempolarisasi menjadi kelompok orang yang mengabikan agama dan kelompok orang
yang sangat bergairah dalm menjalankan peribadatan-peribadatan agama mereka.
Sedangkan di kalangan kelas menengah, kelompok yang tidak beragama hampir tidak
ada, tetapi jumlah anggota kelompok yang bergairah menjalankan agama hanya
sebgaian kecil saja. Sebelumnya di prancis dan Inggris kalangan atas hanya
sekedar memeluk agama secara formal, sedangkan kalangan yang lebih rendah lebih
taat beragama. Namun industrialisasi telah mengakibatkan semakin meningkatnya
pengalaman agama kalangan kelas atas.
Selain itu
perkembangan diferensiasi agama telah menyebabkan perbedaan-perbedaan kelas dan
pekerjaan semakin melebar, dan di saat pertikaian ekonomi muncul, agama menetapkan
nilai-nilai dari masing-masing pihak yang bertikai. Kerjasama antara
orang-orang Kristen yang mengamalkan dan
tidak mengamalkan agamanya di pihak para pekerja lebih mudah diciptakan
dibandingkan dengan kerjasama antara para majikan dan pekerja yang sama-sama
mengamalkan agama kristen untuk menyelesaikan pertikaian ekonomi yang terjadi
tersebut.
Akibat
industrialisasi terhadap agama yang
tidak seragam dan juga tidak destruktif, telah mengakibatkan adanya perbedaan
antara Inggris dan Amerika dalam hal pengalaman agama serta keterikatan
agamanya meskipun kedua negara tersebut sama-sama negara industri. Dalam hal
ini diketahui bahwa pengalaman agama serta keterikatan beragama lebih tinggi di
Amerika dibandingkan dengan di Inggris.
Untuk mengetahui perbedaan
pengalaman beragama di Iggris dan Amerika, kita bisa melihat dari tiga macam
ciri masyarakat Amerika yang tidak terdapat di Inggris. Diantaranya ialah
akibat tidak adanya gereja yang mapan di Amerika sejak negara tersebut
memperoleh kemerdekaan, akibat adanya imigrasi berskala besar di Wilayah Eropa
dan akibat danya penilaian yang tinggi terhadap kesamaan kesempatan.
Di amerika, sebagian
gereja-gereja masih bercorak etnik dan pertahanan keterikatan beragama Kristen
Protestan dengan denominasi tertentu. Semua kelompok selalu memiliki kebebasan
dan status hukum yang sama, sehingga tidak ada alasan bagi ketidakberagaman
untuk ditumbuhkan sebagi protes terhadap hak keistimewaan keagamaan di Amerika.
Keragaman agama Amerika lebih terlihat dalam arti penampilan luarnya daripada
dalam arti yang sebenarnya, dan bila agama dimaksudkan sebagai alat untuk
mengeksperikan kesatuan bangsa yang baru saja ditegakkan maka perbedaan kecil
dalam agama masih diperbolehkan. Dengan catatan semua agama harus mengajarkan
nilai-nilai moral Amerikanisme dan semuanya harus menghindari
perbedaan-perbedaan teologik maupun perbedaan-perbedaan lainnya.
Pemeluk agama Kristen
protestan yang berasal dari kalangan kulit putih dan kulit hitam yang pindah ke
Amerika cenderung terlepas hubungannya dengan gereja-gereja mereka dan anak
cucu mereka mulai terikat dengan gereja baru. Perbedaan kebahasaan dan budaya
yang tidak ada lagi kaitannya dengan imigrasi telah mengakibatkan semua
kelompok agama di Amerika memiliki lebih banyak unsur bersama dibandingkan
dengan yang ada pada generasi sebelumnya.
Namun kelompok-kelompok agama tersebut semakin kuat karena memiliki kemiripan satu sama lain, sehingga
mereka semua menjadi sarana pengembangan patriotisme Amerika sebagai pandangan
lain yang tidak perlu mendapatkan dukungan lagi.
Perbedaan antara
sekularisasi di kalangan masyarakat Inggris sebagai akibat dari
industrialisasi, dengan tidak adanya sekularisasi di kalangan Amerika merupakan
akhir dari suatu struktur kelas sosial yang berbeda. Satu diantaranya bisa
menerima adanya komunitas nasional yang menganut berbagai nilai dan yang lain
bisa menerima adanya komunitas nasional yang menganut berbagai nilai pada
tingkat yang disebut kebaikan sekunder.
Sumber :
• Scharf, Betty R. 2004. Sosiologi Agama (diterjemahkan
oleh Machun Husein). Kencana, Jakarta
Casino Roll | Casino Roll
BalasHapusWhat we do well. It's easy to make 승인전화없는 사이트 deposits to the casino using a debit 1xbet korean card 리드 벳 or credit card. 윈조이포커시세 The casino roll 스 크릴 is fast paced and fun and it is